A. PENDAHULUAN
Alhamdulillaah.
Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam. Kepadanya kita meminta
pertolongan, ampunan, taubat. Kita berlinduung kepada Allah dari kejelekan pada
diri kita dan kejelekan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang Allah berikan
petunjuk kepadanya, maka tidak ada satupun yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang Allah
sesatkan, maka tidak ada seorang pun yang bisa memberikan petunjuk kepadanya.
Aku bersaksi tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi
bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Di
era modern ini, informasi dengan mudahnya kita dapatkan. Bahkan adanya “mbah
google” dengan “klik” semua di depan mata. Diantaranya sudah banyak menjamur kitab-kitab
tafsir. Mulai yang paling banyak jilidnya sampai yang paling tipis sekalipun.
Namun, seringkali kita para pencari ilmu tidak mengetahui perbedaan antara satu
kitab dengan lainnya. Terlebih dalam metode penafsirannya.
Makalah
yang akan penulis bahas disini adalah tentang metodologi penafsiran. Yang
penulis berharap dengan makalah ini dapat memudahkan para pencari ilmu
mengetahui banyak buku-buku tafsir berikut metode penafsirannya.
B. PENGERTIAN
METODOLOGI PENAFSIRAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metodologi adalah ilmu
tentang metode. Yaitu cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.¹
Kata ‘penafsiran’ menurut Al
Mu’jam Al Wasith adalah
1.
Secara etimologi :
Tafsir itu sendiri adalah mashdar dari kata
( فَسَّرَ – يُفَسِّرُ - تَفْسِيْرًا) yang
artinya penjelasan.²
2. Secara terminologi:
Tafsir adalah cabang ilmu islam yang menjelaskan makna-makna Al Qur’an Al Karim dan menyingkap rahasia dibalik makna dan ketetapan dalam Al Qur’an.³
C. METODOLOGI
PENAFSIRAN
Dalam penafsiran Al Qur’an, ada beberapa istilah
bahasa arab yang terkait dengan metode penafsiran yaitu المنهج , الاتجاه,
dan الأسلوب أو الطريقة
Adapun yang dimaksud darinya adalah [1]
-
الاتجاه adalah sesuatu yang menjadi tujuan para
mufassir
-
المنهج adalah pijakan atau landasan mufassir yang mengarah pada
tujuan
-
الأسلوب
أو الطريقة adalah metode yang dipakai para mufassir yang
sesuai dengan manhaj mereka.
Untuk lebih jelasnya, seperti contoh dibawah
ini :
“ Ada sekelompok jama’ah yang ingin bersafar
ke sebuah kota ( اتجاه ). Pijakan
(المنهج )
mereka menuju kota itu bermacam-macam. Ada yang berpijak untuk safar jalur udara, jalur laut, ataupun jalur laut. Cara ( الطريقة)
mereka bersafar ada yang mampir di taman kota terlebih dahulu, ada yang mampir
pasar dll yang pada akhirnya mereka semua akan sampai di kota tersebut.”
Aplikasi dalam tafsir seperti berikut.
Sekelompok mufassirin ingin
menfasirkan ayat – ayat Al
Qur’an yang bertemakan aqidah.
Manhaj mereka berbeda-beda. Ada
yang berlandaskan ahlussunah yang disebut dengan manhaj as sunni, ada
yang berlandaskan mu’tazilah, syi’ah, sufiyah. Karena mereka memiliki landasan
yang berbeda berbeda, maka metodologi dan pemikiran
mereka dalam menafsirkan pun juga berbeda-beda.
Diantara metode mereka ada yang memulai dengan
menyampaikan nash terlebih dahulu, kemudian menjelaskan kosakatanya, kemudian menjelaskan
makna setiap ayat secara global, kemudian mengeluarkan hukum setiap darinya,
mengikut sertakan ayatnya satu demi satu dan menyusunnya dalam satu mushaf.
Ada pula dengan mengumpulkan ayat ayat yang
membahas suatu tema.
Kemudian para mufassir ada yang mengemukakan pendapatnya , kemudian dibandingkan, diambil
pendapat yang rojih darinya. Kesemuanya itulah yang dimaksud dengan metodologi tafsir.
Metodologi penafsiran
menurut para mufassir ada empat macam, yaitu :
1.
Tafsir Tahlili ( Analisis )
2.
Tafsir Ijmali ( Global )
3.
Tafsir Muqoron ( Komparasi )
4.
Tafsir Maudhu’I ( Tematik )
1.
Tafsir Tahlili (Analisis)
a. Definisi
Adalah metode penafsiran
ayat al-Qur'an yang disusun berdasarkan urutan mushaf dengan menjelaskan secara
detail dan menyeluruh yang meliputi isi kandungan ayat al-Qur'an, hukum-hukum, Asbab an-Nuzulnya,
balaghoh, munasabah,
naskh mansukhnya, dan lain sebagainya.
b.
Karakteristik Tafsir Tahlili
1. Metode yang banyak
digunakan oleh para mufassir terdahulu sampai sekarang.
2.
Menafsirkan ayat demi ayat dan surah demi surah secara berurutan
dalam mushaf.
3.
Penjelasan mendetail dan paling
banyak corak orientasi.
4.
Mufassir menjelaskan makna yang terkandung dalam ayat tersebut
secara menyeluruh, baik dari segi I’rab, fiqih syari’at, asbabun
nuzul, dsb.
5.
Dalam pmbahasannya memuat makna lafadz ijaz dan ithnab.
6.
Mufassir menafsirkan ayat-ayat melalui pendekatan bil ma’tsur / bir
ro’yi
c.
Kitab-kitab tafsir dengan metode tahlili
Ø
Di antara kitab tafsir tahlili bil-ma’tsur adalah:
a.
Jami’ al-Bayan’an Ta’wil Ayi al-Qur’an karangan Ibn Jarir al-Thabari.
b.
Ma’alim
al-Tazil karangan al-Baghawi.
c.
Tafsir al-Qur’an al-’Azhim karangan Ibn Katsir.
d.
Ad-Durr al-Mantsur
fi al-tafsir bi al-Ma’tsur karangan al-Suyuthi.
Ø Diantara tafsir tahlili bir-Ra’y adalah:
a.
Tafsir Lubāb al-ta’wīl fī ma‘ānī al-tanzīl karya Imam al-Khāzin.
b.
Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil karangan
al-Baydhawi.
c.
Al-Kasysyaf karangan al-Zamakhsyari.
d.
’Arais al-Bayan fi Haqaiq al-Qur’an karangan al-Syirazi.
e.
At-Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib karangan al-Fakhr al-Razi.
f.
Madārik al-Tanzīl wa haqā’iq al-ta’wīl karya al-Nasafī.
g.
Al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an karangan Thanthawi Jauhari.
h.
Irshād al-‘aql al-Salīm ilā mazāya al-Kitāb
al-karīm karya Abū Sa‘ūd.
i.
Tafsir al-Manar karangan Muhammad Rasyid Ridha dan lain-lain.
2.
Tafsir Ijmali ( Global )
a.
Definisi
Metode penafsiran ayat-ayat Al-Quran secara global dan
ringkas sehingga dapat dipahami makna dan isi yang terkandung dalam ayat tersebut.
Tafsir ijmali disebut juga dengan “tarjamah
ma’nawiyyah” yang menjelaskan makna
global yang terkandung tanpa menjelaskan detailnya.
b.
Karakteristik tafsir ijmali
1. Urutannya
sesuai dengan urutan mushaf.
2. Mufassir
langsung menafsirkan ayat al-Qur’an dari awal sampai akhir tanpa perbandingan
dan penetapan judul.
3. Setiap surat
dibagi menjadi kelompok-kelompok ayat, lalu ditafsirkan secara ringkas dan
global.
4. Sebagian lafal
dari ayat menjadi pengait antara nash ayat dengan tafsirnya.
5. Lafal dan
bahasanya tidak jauh dari nash Al-Quran.
6. Mufassir tidak
banyak mengemukakan pendapat dan idenya.
7.
Mufassir menafsirkan ayat secara global dan ringkas
sehingga mudah dipahami.
c.
Contoh Tafsir Ijmali
تفسير
سورة التين ١-٦
أَقْسم
الله بالتين والزيتون، وهما من الثمار المشهورة، وأقسم بجبل «طور سيناء» الذي
كلَّم الله عليه موسى تكليمًا، وأقسم بهذا البلد الأمين من كل خوف وهي «مكة» مهبط
الوحي. لقد خلقنا الإنسان في أحسن صورة، ثم رددناه إلى النار إن لم يطع الله،
ويتبع الرسل، لكن الذين آمنوا وعملوا الأعمال الصالحة لهم أجر عظيم غير مقطوع و لا
منقوص.
التفسير الميسر لشيخ عبد الجليل بن عيسى
d.
Contoh kitab tafsir dengan metode tafsir ijmali :
1.
Tafsir Kalaam Al Mannaan karangan Abdurrahman bin Sa’ad
2.
Taisir fii Ahaaditsi tafsir karangan Muhammad Al Makky An Nasiry
3.
Tafsir Al Muyassar karangan
Syaikh Abdul Jalil Isa
4.
Tafsir Al Ajzaa’ Al ‘Asyroh Al ‘Uulaa
5.
Tafsir Jalalain karangan karya
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin Asy-Syuyuthi
6.
Tafsir Ibnu Abbas karangan Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu
7.
Mushaf Ash Shahabah Li Kalimatil Qur’an karangan Abdullah ‘Ulwan.
8.
Taisiru
Kariim Ar Rahman karangan
Abdurrahman As-Sa’di.
9.
Al-Mushaf
Al-Mufassar karangan ustadz
Muhammad Farid Wajdi.
10. At-Tafsir Al Wadhih karangan DR. Muhammad Mahmud Hijazi.
3.
Tafsir Muqoron (Komparasi)
a.
Definisi
Metode penafsiran
dengan mengumpulkan ayat-ayat Al Qur’an yang masih satu tema dengan ayat-ayat
Al Qur’an lainnya, atau dengan hadits nabi, atau dengan qoul shahabat, atau
dengan tabi’in, atau dengan pendapat para mufassir, atau dengan kitab samawi
lainnya kemudian di bandingkan antara keduanya, dikemukakan dalil dan
hujjahnya kemudian ditarjih.
b.
Macam-macam tafsir dengan metode muqoron :
1.
Membandingkan nash-nash Al Qur’an dengan nash-nash Al Qur’an
lainnya.
2.
Membandingkan nash-nash Al Qur’an dengan hadits nabi.
3.
Membandingkan nash-nash Al Qur’an dengan qoul shahabat.
4.
Membandingkan nash-nash Al Qur’an dengan qoul tabi’in.
5.
Membandingkan nash-nash Al Qur’an dengan kitab samawi.
6.
Membandingkan nash-nash Al Qur’an dengan pendapat serta perkataan
para mufassir yang berbeda-beda kemudian
mentarjihnya.
Diantara mufassir yang pertama kali menggunakan metode ini adalah
Ibnu Jarir Ath Thabari.
c.
Contoh tafsir muqoron
تفسير
سورة التين و الزيتون
-
قال بعضهم : عني بالتين التين الذي يؤكل, و الزيتون الزيتون
الذي يعصر. (الحسن)
-
قال أخرون التين مسجد دمشق, و الزيتون بيت المقدس. ( كعب )
-
قال أخرون التين مسجد نوح الذي بُنِيَ على الجُوْدِيْ ,
الزيتون مسجد بيت المقدس. و يقال التين و الزيتون و طور سينين ثلاثة مساجد بالشام
( عبد الله ابن عباس )
و الصواب من القول ذلك عندنا
-
التين التين الذي يؤكل, و الزيتون الزيتون الذي يعصر منه
الزيت.
-
و إن لم يكن على صحة ذلك أنه دلالة على ظاهر التنزيل. أقسم
الله التين و الزيتون و هو دمشق بها منابت التين و بيت المقدس منابت الزيتون.
4.
Tafsir Maudhu’I (Tematik)
Secara
istilah, tafsir maudhu’i adalah salah
satu metode tafsir dengan cara menghimpun ayat ayat al qur’an yang berbicara
tentang suatu tema yang sama kemudian ditafsirkan
secara keseluruhan dan disimpulkan hukum dan
kandungan dari ayat tersebut.
Tafsir
maudhu’I berkembang dari awal islam sampai sekarang dan memiliki beberapa bentuk. Diantaranya:
1.
Tafsir al qur’an dengan al qur’an
Yaitu menghimpun ayat ayat al qur’an yang masih satu tema, kemudian
ditafsirkan dengan ayat yang lain. Inilah metode yang paling mulia dan memiliki
banyak keutamaan.
Contoh: Rasullullah menafsirkan yang ada di QS. Al-An’am: 59.
وَعِنْدَهُ
مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي
الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا
حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ
مُبِينٍ (59)
kata مَفَاتِحُ
الْغَيْبِ kemudian
dijelaskan dengan QS. Luqman : 34.
إِنَّ
اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ, وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ,
وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ, وَمَا
تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا,
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٌ (34)
Tentang
hal ini, dahulu para
sahabat mengumpulkan
ayat mutasyabih, dan mentafsirkan dengannya. Apabila terdapat masalah dalam
menafsirkan, maka langsung ditanyakan kepada Rasulullaah.
2.
Tafsir ayat ahkam ( yang berisi tentang hukum hukum)
Yaitu mengumpulkan ayat ayat yang membahas tentang hukum fiqih saja tidak
yang lain.
Contoh
بَابُ تَحْرِيمِ الْخِنْزِيرِ قَالَ
اللَّهُ تَعَالَى :
- { إنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ الْمَيْتَةَ
وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ } البقرة : 173
- { حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ الْمَيْتَةُ
وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ } المائدة : 3
- { قُلْ لَا أَجِدُ فِيمَا أُوحِيَ إلَيَّ
مُحَرَّمًا عَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إلَّا أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا
مَسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ
خِنْزِيرٍ } الأنعام : 145
خَصَّ لَحْمَ الْخِنْزِيرِ
بِالنَّهْيِ تَأْكِيدًا لِحُكْمِ تَحْرِيمِهِ وَحَظْرًا لِسَائِرِ أَجْزَائِهِ ،
فَدَلَّ عَلَى أَنَّ الْمُرَادَ بِذَلِكَ
جَمِيعُ أَجْزَائِهِ وَإِنْ كَانَ النَّصُّ خَاصًّا فِي لَحْمِهِ .
Semua ayat diatas adalah sebagai ta’kid
(penguat) bahwa daging babi dan semua anggota badannya hukumnya haram.
Diantara buku bukunya :
-
Al Jaami’ li Ahkaam Al Qur’an karangan Al
Qurthubi
-
Ahkam Al Qur’an karangan Al Jashshosh
-
Ahkam Al Qur’an karangan Ibnu Al ‘Arobi
-
Nail Al Maroom min Tafsir Ayaat Ahkam karangan Muhammad Shiddiq Hasan dkk.
3.
Al Asybaah wa An Nadhooir ( satu kata memiliki banyak makna )
Yaitu dengan mengambil satu kata dalam Al Qur’an dan menjelaskan
maknanya di
ayat ayat yang lainnya. Membahas sisi bahasanya.
Contoh
بصيرة جبل
وجمعه أَجْبُل وجِبال. وقد ورد فى القرآن على عشرين وجهاً
- جبَال المَوْج
للسلامة فى حقّ نُوح، والهَلَكةِ فى حقّ المشركين من قومه {وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ
فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ}. هود : 42
- جبل النَحْل
لتحصيل العَسَل للشِّفاءِ والرّاحة {أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتاً}.
النحل : 68
- المذكور لقهر
المتكبّرين عن الرّعونة والتكبّر {وَلَن تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولاً} الإسراء : 37
كتاب بصائر ذوى التمييز فى لطائف الكتاب العزيز للفيروز
ابادى
Diantara buku-bukunya :
-
Al Asybaah wa An Nadhaa’ir fii Al Qur’an Al Kariim karangan Muqotil bin Sulaiman
-
At Tashooriif karangan Yahya bin
Salam
-
Bashaa’ir Dzawii At Tamyiiz fii Lathaaifi Al Kitab Al ‘Aziiz karangan Al Fairuz Abadi
-
Nuzhatu Al A’yun An Nawaadhir fii Ilmi Al Wujuuh wa An Nadhaa’ir karangan Ibnu Al Jauzi
-
Kasyfu As Saraa’ir fii Ma’rifati Al Wujuuh wa Al Asybaah wa An
Nadhaa’ir karangan Ibnu Al ‘Ammad
-
Al Asybaah wa An Nadhaa’ir fii Al Alfaadz Al Qur’aniyyah allatii
taroodafat mabaaniihaa wa tanawwa’at ma’aaniihaa karangan Ats Tsa’labi
4.
Ad Diroosat At Tafsiiriyyah
Dalam tafsir, para ulama tidak hanya membahas hanya sisi bahasanya,
tapi mereka juga mengumpulkan dan menghimpun ayat ayat yang masih dalam satu tema
untuk kemudian ditafsirkan makna dan maksud dari tema tersebut.
Mereka
a.
Mengumpulkan ayat ayat nasikh dan mansukh
b.
Mengumpulkan ayat ayat yang bertentangan
c.
Mengumpulkan ayat ayat yang mengandung permisalan
Diantara buku-bukunya :
-
An Naasikh wa Al Mansukh, Abu ‘Ubaidah Al Qosim bin Salam
-
Ta’wiil Musykili Al Qur’an, Ibnu Qutaibah
-
Amtsaal Al Qur’an, Al
Mawardi
-
At Tibyaan fiii Aqsaam Al Qur’an, Ibnu Al Qoyyim
-
Majaaz Al Qur’an, Al
‘Izz bin Abdussalaam
Ø
Macam-macam tafsir tematik
a.
Pertama
Yaitu mencari suatu kata dalam Al Qur’an beserta pecahan
katanya kemudian mengumpulkan ayat-ayat yang terdapat kata tersebut. Kemudian ditafsirkan
maknanya.
Diantara buku-bukunya :
-
Kalimah “Al Haqq” fii Al Qur’an Al Karim karangan Syaikh Muhammad bin Abdurrahman Ar Rawi
-
Al Mustholahaat Al Arba’ah fii Al Qur’an ( Al Ilaah, Ar Rabb, Al
‘Ibadah, Ad Diin ) karangan Abul A’laa Al
Maududi
-
Al Ummah fii Dalaalatiha Al ‘Arobiyyah wa Al Qu’aniyyah karangan Dr.
Ahmad Hasan Farhat
-
Al Hamdu fii Al Qur’an Al Kariim karangan Dr.
Muhammad Muhammad Kholifah
-
Min Mufrodaat Al Qur’aan ( Al Munaafiquun ) karangan Dr.
Muhammad Jamiil Ghoozi
-
Ta’ammulaat Haula Wasaa’ili Al Idraak fii Al Qur’an ( Al Hiss, Al
Aqlu, Al Qolbu, Al Lubbu, Al Fu’aadu ) karangan Dr.
Muhammad Asy Syarqowi.
b.
Kedua
Pengumpulan
ayat-ayat Al Qur’an yang membahas
suatu masalah dengan susunan/ uslub yang berbeda yang menggunakan analisa, diskusi, dan
komentar serta penjelasan
hukum-hukum dalam Al Qur’an.
Diantara buku-bukunya :
- I’jaaz Al
Qur’an
- An Naasikh wa
Al Mansuukh
- Ahkaam Al
Qur’aan
- Amtsaal Al
Qur’an
- Qashash Al
Qur’aan
- Jadal Al
Qur’aan
- Balaaghoh Al
Qur’aan
- Al Qolam fii Al
Qur’aan
Di era
modern sekarang, tafsir tematik merambah ke masalah sosial, ekonomi, politik dll.
Diantara buku-bukunya:
-
Aayaat Al Jihaad fii Al Qur’aan Al Kariim karangan Kamil Salamah Ad Daqsi
-
Al Maalu fii Al Qur’aan karangan
Mahmud Gharib
-
Dustuur Al Akhlaaq fii Al Qur’aan karangan Dr.
Muhammad Abdullah Daraz
- At Tafsiir Al
‘Ilmii li Al Ayaat Al Kauniyyah fii Al Qur’aan Al Kariim
-
Al Qur’aan wa Ath Thibb karangan
Muhammad Washfii
-
At Tarbiyyah fii Kitaabillaah karangan
Mahmud Abdul Wahhab.
c.
Ketiga
Menafsirkan suatu
tema tetapi terbatas pada satu surat saja. Mirip dengan macam yang kedua tapi cakupannya
lebih sempit.
Seperti
yang kita ketahui bahwa setiap surat dalam Al Qur’an memiliki maksud dan isi tersendiri.
Adanya
korelasi antar ayat dan gambaran yang jelas. Dengannya seseorang
bisa mengetahui
makna lebih dalam,
Diantara buku-bukunya :
-
Tashowwur Al Uluuhiyyah kamaa Tu’ridhuhu suurotu Al An’am karangan Dr. Ibrahim Al Kailani
-
Namaadziju min Al Hadhaarah Al Qur’aaniyyah fii Surah Ar Ruum karangan Dr. Abdul Mun’im Asy Syafii’
-
Qadhaayaa Al ‘Aqiidah fii Dhou’i suurah Qoof karangan Kamaal Muhammad ‘Isa
-
Qadhaayaa Al Mar’ah fii Suurah An Nisaa’ karangan Dr. Mahmud Yusuf
-
Suurah Al Waaqi’ah wa Manhajuhaa fii Al ‘Aqaa’idi karangan Mahmud Gharib
D. KESIMPULAN DAN
PENUTUP
Dapat disimpulkan bahwa metodologi penafsiran ada empat. Yaitu
1. Tafsir Tahlili yang berarti tafsir menggunakan
analisa mendetail,
2. Tafsir Ijmali yang berarti tafsir menggunakan pemaknaan
secara global,
3. Tafsir Muqoron yang berarti tafsir perbandingan
ayat al qur’an dengan dalil yang lain,
4. Tafsir Maudhu’i yang berarti tafsir tematik
Tiada gading yang tak kan retak. Demikian
sedikit pemaparan mengenai metodologi penafsiran, yang tentunya masih jauh dari
kesempurnaan. Harapan besar penulis, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
penulis pribadi dan bagi para pembaca umumnya. Wallahua’lam Bishshawab.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi : 3, Balai
Pustaka
Dzahabi, Adz-, Dr. Muhammad Husain. At Tafsir wa Al
Mufassirun, jilid: 3, Kairo: Darul Hadits, 1426 H/2005 M
Madkur, Dr Ibrahim dkk. Al Mu’jam Al Wasith,
Kairo: Majma'
al-Lughah al-'Arabiyyah
Rumi, Ar-, Fahd bin Abdurrahman bin Sulaiman. Buhutsun
fii Ushul At Tafsir wa Manahijuhu, Maktabah At Taubah
Qathan, Al-. Mabahits fii Uluum Al Qur’an, Riyadh:
Maktabah Al Ma’arif
Dari berbagai sumber internet
[1] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi : 3, Balai Pustaka, hlm: 741