Karena semangat lillah, kau tak kan pernah patah...

Selasa, 13 September 2016

Visi Misi Dibaik Tenarnya Drama Korea



VISI DAN MISI DIBALIK TENARNYA DRAMA KOREA


Tahun 2011 lalu, sebuah drama Korea bergenre musik dan komedi dengan judul “Dream High” sedang menggila di kalangan remaja Indonesia. Drama ini mengisahkan perjuangan anak-anak sekolah musik menggapai cita-cita menjadi seorang musisi. Terdapat seorang Go Hye Mi, pemeran utama meminta izin kepada ayahnya untuk masuk ke sekolah musik KIRIN. Sang ayah melarangnya dan menolaknya dengan kasar. Kemudian si anak mengatakan kepada ayahnya: “Ayah, ingat mathius 58:5, (dilarang menggunakan kekerasan).”

Dialog antara ayah dan anak ini selain mempromosikan bible, juga seolah-olah kristen adalah agama pembawa kasih sayang. Mengingat perkembangan agama kristen di korea saat ini sangatlah pesat. Dalam kurun waktu 50 tahun, gereja terbesar di Korea Selatan yang bernama Yoido Full Gospel kini memiliki anggota lebih dari 750.000 (tujuh ratus lima puluh ribu) orang.[1]
Nah, sebenarnya ada apa dibalik semuanya?

A.    Mengapa Begitu Tenar?
Setelah berakhirnya perang antara Korea Selatan dan Korea Utara pada tahun 1953, Korea Selatan mulai bangkit perlahan memperbaiki ekonomi negaranya. Diantara usaha yang dilakukan dalam pertumbuhan ekonominya adalah ekspor budaya Korea Selatan ke seluruh negara di Asia seperti film dan drama yang kemudian menjadi sangat populer. Dengan begitu, perlahan Korea Selatan menjadi negara terkaya pada dekade 1990-an dan berhasil naik ke tingkat negara industri dunia.[2]
Fenomena populernya kebudayaan Korea ke berbagai negara di dunia inilah dinamakan dengan hallyu atau korean wave  (gelombang korea). Istilah hallyu dipopulerkan pertama kali oleh jurnalis asal Beijing, China pada tahun 1999[3] . Fenomena demam korea ini merebak dan meluas yang akhirnya sampai ke Indonesia.
Awal dari masuknya budaya Korea ke Indonesia pada tahun  2002 dengan kemunculan dalam drama yang ditayangkan oleh televisi swasta yang berjudul Endless Love yang kemudian muncul berbagai drama, musik pop, atau budaya korea yang lainnya.[4]
Demam korea membawa masyarakat Indonesia, terutama kalangan remaja mengikuti trend mereka dari 3f, yaitu  fun, fashion dan  food. Bahkan, mereka mengikuti, kesukaan dan gerak-gerik mereka.
Perlu diketahui bahwa kesuksesan produk Korea menyebar di seluruh belahan dunia bukanlah kebetulan. Ini adalah by design. Selain meningkatkan perekonomian negaranya, tidak ada misi lain selain menjerumuskan para penggemarnya –terutama umat Islam- kepada keburukan yang nyata. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman :
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ (120)  
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang hingga kamu mangikuti agama mereka. Katakanlah sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar) dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang padamu, maka Allah tidak lagi menjadi penolong dan pelindung bagimu.” (Al-Baqarah:120)
Apa visi misi dibaliknya?

B.     Visi dan Misi dibalik Tenarnya Drama Korea
1.      Dekontruksi Akidah[5] Seorang Muslim
Jika dijumpai hampir seluruh serial drama korea mengandung musik yang dapat melalaikan manusia dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Penggemarnya bahkan dapat menangis tersedu-sedu saat mendengarkan musik melebihi ketika mendengar firman-firman Allah.
Drama Korea bak serigala berbulu domba, dikemas secara apik dan rapi tapi didalamnya mengandung banyak bahaya. Entah bahaya dalam ideologi, pola pikir, kebisaaan dan budaya mereka.
Drama Korea juga bisa melalaikan seorang muslim dari sholat. Mereka akan terburu-buru dalam shalatnya karena terbayang-bayang rasa penasaran dengan episode selanjutnya dari drama Korea.[6]
Belum lagi remaja Indonesia yang menjadi pengefans artis-artis Korea. Mereka meniru gaya hidup mereka mulai dari pakaian, gaya rambut, atau accessories yang mereka pakai. Padahal bertasyabbuh kepada mereka seperti dalam hadits:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka” (HR. Abu Dawud)
  
2.      Menyebarkan Ajaran Kristen
Tahun 2011 lalu, sebuah drama Korea bergenre musik dengan judul “Dream High” sedang menggila di kalangan remaja Indonesia. Film yang mengisahkan grup musik K-pop terdapat seorang Go Hye Mi, si pemeran utama yang meminta izin kepada ayahnya untuk masuk ke sekolah musik KIRIN. Sang ayah melarangnya dan menolaknya dengan kasar. Kemudian si anak mengatakan kepada ayahnya: “Ayah, ingat mathius 58:5, (dilarang menggunakan kekerasan).”
Dialog antara ayah dan anak ini selain mempromosikan bible, juga seolah-olah kristen adalah agama pembawa kasih sayang. Mengingat perkembangan agama kristen di korea sangatlah pesat. Dalam kurun waktu 50 tahun, gereja terbesar di Korea Selatan yang bernama Yoido Full Gospel yang pada awalnya hanya merupakan pertemuan yang dihadiri oleh lima orang saja di kediaman seorang pastor di Korea Selatan, kini memiliki anggota lebih dari 750.000 (tujuh ratus lima puluh ribu) orang.

3.      Menyebarkan Paham Kapitalisme
Kapitalisme adalah sistem dan paham ekonomi (perekonomian) yg modalnya (penanaman modalnya, kegiatan industrinya) bersumber pd modal pribadi atau modal perusahaan swasta dng ciri persaingan dl pasaran bebas.[7]
Serial drama BBF (Boys Before Flowers) yang rilis pada awal tahun 2009 mengkisahkan Geum Jan Di, seorang gadis miskin dari seorang tukang cuci baju yang berkesempatan bersekolah di SMA-nya orang-orang kaya dan kemudian bertemu dengan Gu Jun Pyo (anak orang kaya pemilik perusahaan besar Shin Wa) yang pada akhirnya terjadi cinta lokasi antara keduanya.
Karena orangtua Jun Pyo mengetahui hubungan keduannya, Ibu Jun Pyo mengerahkan segala cara agar si kaya Jun Pyo tidak berhubungan dengan si miskin Jan Di karena dianggap tidak pantas menjadi pendamping hidup si pewaris perusahaan, Jun Pyo. Dengan begitu sangat tampaklah kesenjangan antara si kaya dan si miskin.[8]
Dari sinilah ideologi kapitalis  yang mereka emban tampak. Pemilik modal-lah (banyak uang) yang bisa bertahan hidup dan menguasai dunia. Sementara si miskin akan semakin terpuruk.   

4.      Menyebarkan Ideologi Korea Yaitu Komunis
Dalam drama The King 2 Hearts yang mengkisahkan seorang raja muda Lee Jae Ha menikahi seorang gadis Korea Utara, Kim Hang Ah. Saat itu perpolitikan Korea Selatan dan Korea Utara sangatlah rentan dan saling berperang satu sama lain.
Dalam setting drama pemerintahan Korea Utara  yang memang menganut paham sosialis komunis banyak ditemui simbol-simbol komunis seperti lambang palu arit dan bintang berlatar bendera berwarna merah juga dalam dokumen-dokumen mereka.
Sudah jelas jika komunis adalah ideologi anti tuhan. Tidak meyakini keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.[9]

5.      Menyebarkan Paham Liberalisme
Liberalisme adalah aliran ketatanegaraan dan ekonomi yg menghendaki demokrasi dan kebebasan pribadi untuk berusaha dan berniaga (pemerintah tidak boleh turut campur)[10]. Dengan kata lain, ia merupakan suatu ideologi yang selalu berusaha dan berjuang menuju kebebasan.
Banyak drama korea yang hampir sebagian besar kisahnya menceritakan kehidupan bebas antara laki-laki dan perempuan. Seperti perselingkuhan, hamil di luar nikah, anak hasil hubungan gelap, pacaran dan lain sebagainya.
Misalnya saja dalam drama The Heirs terdapat pemeran utamanya, Kim Tan yang merupakan anak dari pimpinan perusahaan raksasa Jeguk yang ternyata merupakan anak hasil hubungan pimpinan tersebut dengan selirnya.

6.      Menyebarkan Paham Sekularisme
Sekularisme adalah paham atau pandangan yg berpendirian bahwa moralitas tidak perlu didasarkan pd ajaran agama[11]. Para penganut agama masih meyakini adanya agama tapi agama hanya sebatas hubungan ritual antara manusia dengan tuhannya. Agama tidak ikut campur dalam mengurus kehidupan dunianya. Meskipun sebenarnya dalam agama tersebut terdapat aturan bergaul dengan manusia. Tapi tidak dipakai.
Hal ini sering dijumpai hampir di semua serial drama Korea. Mereka bebas hidup ala mereka tanpa aturan agama. Minum-minuman keras, seks bebas, musik yang melalaikan, dan hal-hal yang lain tanpa memperhatikan norma agama.  

7.      Menyebarkan Budaya Konsumerisme
Konsumerisme adalah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan.[12]
Hal ini juga sering didapatkan di semua serial drama korea yang mana para artis pemainnya dengan budaya hedonismenya mengenakan pakaian, aksesori, fashion, gadget yang berganti-ganti tanpa batas.
Hal ini memberikan imbas kepada para penggemarnya untuk selalu mengikuti tren  food, fun, fashion-nya mereka dan berpengaruh dalam pola pikir dan gaya hidupnya sehari-hari.
  
8.      Menyebarkan Budaya Hedonisme
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan.[13]
Hampir seluruh drama korea menggambarkan kehidupan yang hedonis. Diantaranya dalam drama High School Love On dengan pemeran utama Lee Seul Bi, saat temannya, Lee Ye Na ditelpon ibunya menyuruhnya  pulang untuk berlatih golf dengan imbalan ia akan dibelikan tas yang ia inginkan. Padahal saat itu ia sedang ‘sakit’.
Dalam drama ini menunjukkan bahwa harta adalah tolak ukur kebahagiaan seseorang. Ia akan mengeluarkan hartanya agar seseorang bahagia dan mengikuti kemauannya.   

9.      Menyimpan Simbol Yahudi
Kehadiran grup Boyband Super Junior asal Korea Selatan ke Indonesia dalam konsernya tanggal 27 april 2012 yang membuat para penggemar Korea girang. Tetapi di balik konsernya menyimpan simbol-simbol yahudi yang tak disadari oleh para remaja, khususnya remaja Islam.
Diantaranya, didapati koreografi mereka yaitu tangan yang membentuk angka 666 yang merupakan simbol yahudi. 

Kemudian simbol mata satu di lagu “Mr. Simple” dan “Sorry Sorry” yang merupakan simbol yahudi dan lain sebagainya.[14]

10.  Menyebarkan Simbol Iluminati[15]
Dalam drama Korea Descendant of The Sun (DoTS) episode 5 dan 6 saat pemain Kang Mo Yeon akan jatuh ke tebing. Simbol itu muncul. Kemudian pemain Kang Mo Yeon berhenti di ujung tebing antara hidup dan mati. Simbol ini nampak dalam beberapa detik dan sangat jelas.
Hal ini menggambarkan bahwa disaat diambang kematian “ialah” yang menyelamatkan dan menolongnya. Gambar mata satu itulah simbol iluminati yang memang bukan islam. 
Dan ini ada di episode 6 Itu mata Song Joong Kinya cuma 1. Simbol kecil di bawah topi itu pentagram, simbol illuminati juga.[16]

C.    Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat kita simpulkan bahwa dibalik tenarnya drama Korea ternyata menyimpan visi dan misi dan penyimpangan-penyimpangan dalam syari’at tanpa kita sadari. Gelombang Korea atau Hallyu berpengaruh besar dalam dekadensi moral dan dekontruksi akidah umat islam.  Untuk itu kita perlu menyadarinya sejak dini agar terhindar dari hal-hal yang menyeleweng dari syari’at islam.
‘Ala kulli haal, penulis disini mengingatkan kepada kaum muslimin dan juga kepada saya khususnya. Mari rapatkan barisan, benteng diri kita dari virus globalisasi barat yang dapat menghapus nilai-nilai ajaran agama islam. Ambil yang positif dan buang yang negatif. Salam Semangat! Wallahu a’lam bisshawab.



[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Hallyu diakses pada 6 September 2016 pada jam 22:02
[5] kepercayaan dasar; keyakinan pokok. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm: 20.
[7] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm:
[9] http://www.manhajul-anbiya.net/komunisme-anti-agama-anti-tuhan/ diakses pada 6 September 2016 pada jam 22:58
[10] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm: 669
[11] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm: 1015
[12] https://id.wikipedia.org/wiki/Konsumerisme diakses pada 29 agustus 2016 pada jam 23:15
[13] https://id.wikipedia.org/wiki/Hedonisme diakses pada 29 agustus 2016 pada jam 23:11
[15] Illuminati (bentuk plural dari bahasa Latin illuminatus, "tercerahkan") adalah nama yang diberikan kepada beberapa kelompok, baik yang nyata (historis) maupun fiktif. Secara historis, nama ini merujuk pada Illuminati Bavaria, sebuah kelompok rahasia pada Zaman Pencerahan yang didirikan pada tanggal 1 Mei tahun 1776. https://id.wikipedia.org/wiki/Illuminati diakses pada tanggal 27 Agustus 2016 pada jam 24:52